Kesulitan keuangan tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Terkadang para pelajarpun juga mengalami persoalan keuangan. Para pelajar pada dasarnya memiliki kebutuhan yang tidak sedikit setiap bulannya. Pengeluaran rutin pelajar yaitu; SPP sekolah, uang transport, uang jajan, bahkan uang bersosialisasi. Karena para pelajar yang notabene pelajar sudah harus terbiasa dengan uang sosialisasi. Sebab sebagai seorang remaja juga tidak ingin dikatakan remaja yang "pelit bin medit".
Kesulitan keuangan bagi para remaja juga memiliki tingkatan. Dari tingkatan yang ringan hingga tingkatan kronis. Tingkatan ringan kesulitan keuangan para remaja seperti kesulitan untuk memenuhi kebutuhan "jajannya", atau kesulitan bersosialisasi dengan teman sebaya seperti "gantian mentraktir teman". Gak enak juga kan kalau setiap saat ditraktir tapi gak mau gantian nraktir teman. Tingkatan yang kronis yaitu kesulitan untuk membiayai kebutuhan sekolah yang mengakibatkan tidak melanjutkan sekolah diakibatkan tidak mampu membayar uang sekolah.
Sebagai remaja atau pelajar sudah saatnya untuk mampu membiayai dirinya sendiri lebih dini. Saat mencapai dewasa (baligh) yang ditandai dengan mimpi basah seorang remaja laki-laki bertanggung jawab akan dirinya sendiri. Yang menjadi pertanyaan bagaimana memenuhi kebutuhan keuangan saat masih remaja;
a) Menjadi guru privat (sebagai seorang pelajar SMU/ESEMKA untuk memberikan les kepada adik-adiknya di SMP atau SD)
b) Berjualan merchandise kepada teman-temanya. Seperti gantungan kunci, stiker, atau mug
c) Berjualan pulsa. Kita tahu jaman sekarang ini hampir seluruh pelajar dari SMP hingga SMU sudah menggunakan ponsel) jadi ini menjadi peluang.
d) Kerja Part time (paruh waktu) seperti jadi penjaga internet di sore hari ataupun membantu ibu berjualan di toko. Kalau gak punya toko membantu berjualan di toko tetangga.
Terlepas semua itu bagi pelajar tetap menjaga tugas utamanya yaitu "Belajar". Jadi apapun dan sesibuk apapun kegiatan kita "belajar" tidak dapat ditinggalkan. Semoga bermanfaat.